Dr. Iswadi, M.Pd. Bicara Pendidikan Dasar dan Menengah yang Bermutu dan Berkeadilan
Jakarta : Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI) Dr. Iswadi, M.Pd mengatakan Pendidikan merupakan salah satu aspek fundamental dalam pembangunan suatu bangsa. Dalam konteks Indonesia, pendidikan dasar dan menengah menjadi landasan utama yang menentukan kualitas sumber daya manusia di masa depan. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan yang bermutu dan berkeadilan harus menjadi prioritas Hal tersebut disampaikan , Dr. Iswadi, M. Pd. kepada wartawan, Senin 18 November 2024
Alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tersebut mengatakan Mutu pendidikan tidak hanya berbicara tentang hasil akademik, tetapi juga mencakup aspek pembelajaran, pengembangan karakter, dan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan zaman. Sementara itu, keadilan pendidikan menuntut pemerataan kesempatan belajar bagi semua anak, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau geografis. Tantangan dalam mewujudkan mutu dan keadilan ini tentu beragam, mulai dari keterbatasan infrastruktur, kualitas tenaga pendidik, hingga kesenjangan akses pendidikan di wilayah terpencil.
Pendiri organisasi Pejuang Pendidikan Indonesia tersebut menegaskan Pendidikan yang bermutu mencakup kurikulum yang relevan dengan kebutuhan global dan lokal, tenaga pengajar yang kompeten, serta fasilitas yang memadai. Salah satu indikator utama mutu pendidikan adalah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan adaptif dalam menghadapi tantangan. Sayangnya, Indonesia masih menghadapi berbagai masalah, seperti rendahnya daya saing siswa dalam tes internasional seperti PISA (Programme for International Student Assessment).
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, seperti pengembangan kurikulum Merdeka Belajar. Kurikulum ini memberikan fleksibilitas kepada guru dan siswa untuk mengeksplorasi materi sesuai minat dan potensi mereka. Selain itu, pelatihan dan pengembangan kompetensi guru juga harus menjadi fokus utama. Guru bukan hanya penyampai materi, tetapi juga inspirator dan pembimbing yang mampu mengarahkan siswa menjadi individu yang berkarakter dan inovatif.
Peningkatan mutu pendidikan juga tidak dapat dipisahkan dari teknologi. Dalam era digital ini, integrasi teknologi ke dalam pembelajaran menjadi keharusan. E-learning, aplikasi pendidikan, dan platform daring lainnya dapat membantu mengatasi berbagai keterbatasan, termasuk akses ke sumber belajar berkualitas. Namun, penggunaan teknologi juga harus diimbangi dengan literasi digital agar siswa mampu memanfaatkan teknologi secara bijak.
Akademisi yang juga politisi muda Asal Aceh ini mengatakan Keadilan pendidikan tidak hanya berarti aksesibilitas, tetapi juga kualitas yang merata di semua jenjang. Masih banyak daerah di Indonesia, khususnya wilayah terpencil dan tertinggal, yang belum mendapatkan akses pendidikan yang layak. Sekolah tanpa guru, fasilitas belajar yang minim, serta putus sekolah akibat kemiskinan adalah beberapa gambaran nyata dari ketidakadilan pendidikan di Indonesia.
Masih menurut Dr. Iswadi, M.Pd.
Pemerataan akses pendidikan menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta. Pemerintah harus memastikan bahwa alokasi anggaran pendidikan digunakan secara efektif untuk membangun sekolah, memperbaiki infrastruktur, dan menyediakan beasiswa bagi siswa yang kurang mampu. Selain itu, program seperti pengiriman guru ke daerah terpencil dan penguatan sekolah berbasis komunitas menjadi langkah konkret dalam mendekatkan pendidikan kepada mereka yang membutuhkan.
Keadilan pendidikan juga mencakup penghapusan diskriminasi dalam pendidikan. Anak-anak dengan kebutuhan khusus, misalnya, sering kali tidak mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Oleh karena itu, pendidikan inklusif harus menjadi bagian integral dari sistem pendidikan dasar dan menengah. Hal ini membutuhkan tenaga pengajar yang terlatih, kurikulum yang adaptif, serta fasilitas yang mendukung.
Selanjut nya untuk Mewujudkan pendidikan dasar dan menengah yang bermutu dan berkeadilan tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja. Dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan sektor swasta. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan harus terus mengawal implementasi kebijakan pendidikan yang berpihak pada rakyat. Sementara itu, lembaga pendidikan harus menjadi pusat inovasi dan pembelajaran yang adaptif terhadap perubahan zaman.
Sektor swasta juga memiliki peran penting dalam mendukung pendidikan. Melalui program CSR (Corporate Social Responsibility), perusahaan dapat membantu membangun fasilitas pendidikan, memberikan pelatihan kepada guru, atau menyediakan beasiswa untuk siswa yang kurang mampu. Di sisi lain, masyarakat sebagai pemangku kepentingan langsung harus aktif berpartisipasi, baik melalui pengawasan pelaksanaan pendidikan maupun mendukung anak-anak mereka untuk terus belajar.
Dr. Iswadi, M.Pd. menegaskan
Pendidikan dasar dan menengah yang bermutu dan berkeadilan adalah kunci bagi masa depan Indonesia yang lebih cerah. Dengan pendidikan yang bermutu, generasi muda akan memiliki keterampilan yang relevan dan mampu bersaing di tingkat global. Dengan pendidikan yang berkeadilan, tidak ada lagi anak-anak yang tertinggal karena kondisi ekonomi atau geografis.
Sebagai bangsa yang besar, kita harus terus berkomitmen untuk memperbaiki sistem pendidikan. Meski tantangan yang dihadapi sangat besar, harapan untuk mencapai pendidikan yang lebih baik tetap ada. Dengan sinergi semua pihak, pendidikan Indonesia dapat menjadi lebih inklusif, bermutu, dan berkeadilan, sehingga mampu melahirkan generasi emas yang membawa perubahan positif bagi bangsa dan dunia.demikian pungkas Dr. Iswadi, M.Pd.